Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
- Pembuatan database sesuai skema rancangan.
- Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
- Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
- Pengujian Sistem
Tahap tes SDLC ialah bagian paling penting dalam rangkaian pembuatan sebuah perangkat lunak. Karena sangat tidak mungkin mempublikasikan sebuah software tanpa melalui pengujian terlebih dahulu.
Beberapa pengujian yang harus dilewati, antara lain kualitas kode, tes fungsional, tes integrasi, tes performa, dan tes keamanan.
Untuk memastikan pengujian berjalan teratur dan tidak ada bagian yang terlewati, tes dapat dilakukan menggunakan perangkat Continuous Integration seperti Codeship.
Dari tahap ini, akan dihasilkan perangkat lunak yang telah dites dan siap untuk disebarkan ke dalam proses produksi.
- Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
4. Model Pengembangan SDLC
Model pengembangan ini sangat penting untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat beberapa model pengembangan SDLC yang diikuti oleh berbagai organisasi, yaitu:
- Waterfall Model
Model ini melibatkan penyelesaian satu tahap secara lengkap sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Ketika satu tahap selesai langsung dilakukan evaluasi untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan layak diteruskan ke tahap berikutnya.
Waterfall Model, disebut juga model klasik, memiliki beberapa tahap utama, yaitu analisis dan rekayasa sistem, perancangan, penulisan program, pengujian, dan pemeliharaan.
- V-Shaped Model
Model ini fokus pada proses eksekusi dengan cara berurutan. Hampir sama dengan model waterfall, tetapi lebih menekankan pada tahap pengujian. Prosedur pengujian pada model ini bahkan ditulis sebelum kode program dibuat.
- Incremental Model
Model ini melibatkan beberapa siklus pengembangan. Siklus-siklus tersebut dibagi ke dalam pengulangan-pengulangan kecil. Pengulangan tersebut dapat diatur dengan mudah dan melewati serangkaian tahap termasuk pengaturan, desain, penerapan, dan pengujian.
Project Life Cycle
Siklus proyek atau lebih dikenal dengan nama project life cycle merupakan
tahapan yang dilalui proyek mulai dari inisiasi sampai tahap akhir. Setiap proyek
memiliki ukuran dan tolak ukur tertentu. Siklus hidup proyek kemudian biasanya
dipantau berdasarkan grafik level biaya terhadap waktu. Seperti pada saat memulai
proyek, biaya yang dibutuhkan sangat rendah, kemudian biaya terus meningkat
hingga tahap pengerjaan proyek. Setelah pengerjaan proyek selesai, biaya yang
dibutuhkan menurun. Untuk itulah dalam project life cycle terdapat fase khusus yang
memberi arahan tertentu dalam cara mengelola secara baik dan maksimal. Project
Life Cycle terdiri dari 5 tahap dalam fase Single Phase Proyek yang aktifitasnya
berjalan secara berurutan, tanpa pengulangan aktifitasSelain itu juga terdapat fase
Phase-to-Phase Relationships. Fase ini merupakan gabungan dari beberapa fase.
1. Single Phase Proyek
Single Phase Proyek merupakan aktifitas dalam manejemen proyek yang berjalan
secara berurutan, tanpa pengulangan aktifitas sekalipun. Dalam urutan aktifitas pada
fase ini yaitu tahap Initiating Processes, Planning Processes, Executung Processes,
dan Closing Processes.
- Initiating Processes
Output tahap inisiasi diantaranya dokumen proyek yang berisikan nama
proyek, biaya proyek dan penunjukan manejer proyek. Dokumen ini akan dijadikan
acuan dasar oleh manejer proyek untuk melakukan proses proyek selanjutnya.
- Planning Processes
Tahap perencanaan merupakan tahap yang paling penting yang
membutuhkan banyak waktu dan SDM yang terlibat sesuai dengan besar kecilnya
proyek. Output dari tahap ini diantaranya struktur dan tim proyek, gambar detail desain, skop pekerjaan, data teknis, jadwal proyek, jadwal pekerja, jadwal
material / pembelanjaan, prosedur-prosedur, dan hal-hal detail lainnya. Tahap
perencanaan ini merupakan kunci keberhasilan tahap proyek selanjutnya.
- Executing Processes
Tahap eksekusi dan kontrol biasanya dijalankan bersamaan, dan tahap ini
merupakan tahap dilaksanakannya proyek dalam memulai dari pembelanjaan sampai
konstruksi yang mengacu pada output dari tahap perencanaan. Output dari tahap ini
diantaranya produk atau hasil kerja proyek, dokumen kontrol mulai dari kontrol
administrsi, kontrol kualitas, kontrol tenaga kerja, kontrol material, kontrol jadwal,
sampai pada kontrol keuangan proyek, laporan-laporan, risalah rapat, hasil tes dan
inspeksi dan lain-lain yang menggambarkan pelaksanaan proyek. Segala hal dalam
tahap ini harus terdokumentasikan dengan baik untuk keperluan tahap selanjutnya.
- Closing Processes
Tahap closing atau penyelesaian proyek merupakan tahap akhir dari sebuah proyek,
tahap ini terdiri dari serahterima dan masa perawatan, serahterima umumnya dibagi
dua tahap, tahap pertama setelah pekerjaan konstruksi selesai dan siap digunakan dan
selanjutnya setelah masa perawatan selesai. Output dari tahap ini adalah final
dokumen yang berisikan semua dokumen kontrol dalam tahap konstruksi, gambar
fina selesainya pengerjaan proyek, manual operasi dan berita acara serah terima.
Sehingga closing apabila benar – benar dilakukan secara baik akan saling
menguntungkan dalam hal kepercayaan yang menjadi sebuah ikatan antara owner dan
dan pemegang project.
2. Phase - to - Phase Relationship
Dalam fase ini merupakan gabungan dari beberapa fase. Fase ini terdiri dari dua jenis,
yaitu sequential relationship yang memiliki makna bahwa setiap fase didalamnya
dikerjakan secara berurutan. Dan overlapping relationship yang memiliki makna
tentang tumpang tindih antar fase, misalnya fase selanjutnya dilakukan sebelum fase
saat ini selesai dikerjakan.
Demikian pemaparan materi tentang SDLC : Software Development Life Cycle & Project Life Cycle. Terima Kasih semoga bermanfaat dan sampai jumpa di lain waktu.
Referensi :